Setelah Tuhannya Dihina...


Sudah menjadi kebiasaan penduduk Yatsrib, para pembesar membuat patung-patung tuhan kecil di rumah mereka, meskipun sudah ada berhala besar di tempat pemujaan umum. Tidak terkecuali, seorang pembesar yang satu ini. Ia juga meletakkan satu patung yang ia sembah di rumahnya.

Amr bin Jamuh, nama pembesar itu. Anaknya yang bernama Muadz bin Amr telah memeluk Islam dan ia ingin ayahnya menjadi muslim juga. Maka bersama Muadz bin Jabal ia membuat strategi dakwah untuk ayahnya, berharap agar dia meninggalkan penyembahan berhala lalu mentauhidkan Allah Ta'ala. Untuk itu, mereka akan menyedarkan ayahnya bahawa berhalanya tak mampu berbuat apa-apa.

Pada suatu malam, mereka menyelinap masuk ke rumah Amr bin Jamuh, mengambil patung tersebut lalu membuangnya ke tempat pembuangan sampah. Keesokan harinya, Amr bin Jamuh terkejut sebab tuhannya tak ada di tempat asal. Setelah mencarinya ke sana kemari, akhirnya ia menemukan tuhan itu di tempat sampah.

"Celaka kalian, siapa yang kurang ajar pada tuhanku malam tadi!" teriak Amr bin Jamuh marah. Tak ada seorangpun yang mengaku bertanggungjawab atas penghinaan berhala itu. Amr bin Jamuh kemudian mencuci berhala itu, memberinya wangian dan meletakkannya di tempatnya.

Malam berikutnya, Muadz bin Amr dan Muadz bin Jabal kembali semula ke rumah Amr bin Jamuh, mengambil patung tersebut lalu membuangnya ke tempat pembuangan sampah. Keesokan harinya, Amr bin Jamuh terkejut lagi sebab tuhannya tak ada di tempat sepatutnya. Dan dia pun menemukan tuhan itu di tempat sampah semula.

"Celaka kalian, siapa yang kurang ajar pada tuhanku malam tadi!" teriak Amr bin Jamuh marah. Tak ada seorangpun yang mengaku bertanggungjawab atas penghinaan berhala itu. Amr bin Jamuh kemudian mencuci berhala itu, memberinya wangian dan meletakkannya di tempatnya.

Kali ini Amr bin Jamuh mulai kesal. Ia pun meletakkan pedang di leher patung. "Jika engkau membawa kebaikan, lindungilah dirimu dari pedang ini!" kata Amr bin Jamuh, tanpa jawapan dari patung tersebut. Malamnya, dua pemuda muslim tersebut kembali "mengerjakan" patung itu.

Amr bin Jamuh yang sekali lagi kehilangan tuhannya segera mencarinya. Ia menemukan patung berhalanya di tempat yang sama. Bezanya, kali ini patung tuhan itu terikat pada bangkai anjing. Ia sangat marah dan kecewa.

Para pembesar Madinah yang berada di tempat itu mengajak Amr bin Jamuh menggunakan akalnya. Sambil menunjuk patung yang tak berdaya itu, mereka mengatakan betapa berhala itu tidak memiliki kekuatan apapun, bahkan untuk membela dirinya. Para pembesar Madinah yang telah memeluk Islam itu pun menjelaskan bahawa satu-satunya tuhan adalah Allah, yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa. Allah mengutus Muhammad sebagai nabi dan rasul dengan Islam sebagai agamanya. Hidayah Allah datang, Amr bin Jamuh pun menerima dakwah itu dan masuk Islam.

Episod kehidupan Amr bin Jamuh kemudian dipenuhi dengan semangat jihad. Meski kakinya cacat, ia memaksa ikut perang Uhud. Doanya,"Ya Allah, berikan aku kesyahidan. Jangan Kau kembalikan aku pada keluargaku" itupun dikabulkan Allah. Ia syahid fi sabilillah. [Abu Nida]

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...